Tuesday, May 12

Remorse

Malam semuanya!
Hari ini guw berhasil merenggut keperjakaan Lenovo-nya aa Kasyfi. Yeah!! Awesome! Hahaa. Sebelomnya pengen ucap kata dulu buat Papapku Matthew karena telah berhasil mendapat link blog ini dari a Kasyfi (abis lo ntar A, awaaaaass!). Indonesian aja ya: Jangan marah ya pap, malu dong ama kelamin hahaaa.

Pengen cerita nih tentang kejadian mengharukan hari Rabu lalu. Hari dimana Grandma Puput tercinta, meninggal dunia. Sekaligus pengen nyoba nulis dengan bahasa yang baik (doain ya! Cuih).Okay here the story goes..

Pagi yang cerah. Amat bergembira. Pak Bachtiar tidak hadir. Lega rasanya. Keterbelakangan mental kelas terasa betul waktu itu, main lempar-lemparan atlas dengan serunya. Sampai kitapun lupa akan status yang disandang, anak IPA kenapa maen atlas? Okay lupain. Semua terasa indah dan ramai ketika klimaks berhasil didapat ditandai dengan mendaratnya atlas dikepala Imam diiringi tertawaan anak-anak yang super membahana. Tapi klimaks itu seakan terhenti. Hilang dideru angin. Ketika seorang gadis datang kekelas. Jam dinding pun tertawa. Saat ku hanya diam. Dan membisul.
“Yang namanya Febranneva Eleazar nih dipanggil ke piket sekarang”
Mmm terkejut lah saya, ada apa gerangan? Terlebih saat melihat surat panggilannya adalah surat izin pulang, gelak tawa mulai menyelimuti kembali! Rasa-rasanya aku ingin menggigit paha Pretty Asmara yang telah dilumuri saus tiram. Ajib. Jalanlah aku meninggalkan kelas, menuruni satu-demi-satu anak tangga sekolah, dekat, lebih dekat ke meja piket, lebih dekat lagi, perasaan mulai terasa tidak enak. Ini serius kawan! Diujung meja piket, aku melihat Mamam berdiri berpenampilan sangat rapi, akankah aku ingin diajaknya menghadiri pertemuan antara Manohara Kenyot dengan Ibundanya si Deasy itu?? Ataukah aku menjadi peserta tukar nasib? Oh mam, tidak, aku tidak akan ikut! Anggap saja kita tidak pernah kenal, pergilah, pergilah bu! Hahaaaa dusta. Setelah sampai, pak Wiranto yang piket pada hari itu memberi isyarat kepadaku untuk mendekati Mamam. Okay mendekatlah aku dengan rasa bingung yang teramat sangat, dengan segenap jiwa dan diiringi backsound Mengheningkan Cipta Mamam pun berbisik ditelinga busukku, “A, oma Bali meninggal. Buru, ayo kita kesana. Udah ditunggu papap diairport”. Aku hanya sanggup diam terpaku mirip Narji yang makan kopiko bukan Espresso (lah?) Jujur, ga percaya. Grandma kena serangan jantung, aku amat tidak menyangka secepat itu ya Allah!

Innalillahi wainna ilaihi rajiun. Cukup shocked, soalnya beberapa hari sebelumnya beliau menghubungiku agar segera tuntaskan uas dan liburan kesana. Ya Allah belum sempat aku memenuhi janjinya, engkau memutuskan segala urusannya didunia. Inilah salah satu nilai moralnya, jangan berjanji sebelum anda berpikir apakah anda sanggup memenuhi janji tersebut? Maafin aku ya grandma buat semua kesalahan dan hal-hal yang belum sempet aku penuhi. Maaf! Karena membuatmu berharap kedatanganku secara cepat. Oh god, maafkan aku!

Okay naeklah lagi keatas buat ngambil tas dikelas, entah kenapa langkah-langkah kaki semakin berat, dada tuh rasanya panas, memori bersama grandma sekelebat datang tanpa permisi, hati seakan ingin berteriak: Apakah ini yang dinamakan tidak ikhlas melepaskan orang yang terkasih untuk pergi? Apakah ini rasanya tidak rela mendengar nyawanya telah diambil? Oh god, hal ini kembali terjadi setelah 3 tahun mengubur perasaan sakit ini kepada sepupu terdekatku, Teh Lala untuk pergi meninggalkan kami(check last post). Apakah aku termasuk orang yang tidak siap menerima takdir yang sudah terpatri jelas? Apakah aku adalah manusia pembangkang keputusan yang kau beri? Apakah aku berdosa ya Allah? Asytagfirullahaladzim. Aku terlalu terlarut dalam suasana, aku tak ingat bahwa masih ada hari esok. Ya Muhyi Ya Mumiit, Allah Maha Menghidupkan dan Maha Mematikan. Subhanallah. Subhanallah!

Keluarlah saya dari sekolah dengan sejuta ucapan duka cita dari segenap teman serta guru. Dan itu cukup membuatku merasa lebih kuat (untuk narik bajay). Sesampainya di airport, terlihat Papap dengan keluarga barunya. Tanpa melihat wajahnya pun, aku sudah tau bahwa hati Mamam kembali tersayat. Sabar. Dipesawatpun, hal yang serupa kembali ku rasakan. Dimana saat itu aku duduk disamping Terry. Bincang-bincang, berkeluh kesah tentang hari ini. Dia pun menanggapi layaknya anak kecil yang menganggap dirinya telah dewasa. Uoh. Bete deh. Akupun sempat terlelap, dan tidak berapa lama kemudian sampailah kita di Ngurah Rai. Oh god, perasaan semakin tidak bersahabat. Disana kita dijemput Pharel, sepupuku yang mirip Sogi Extravaganza. Dimobil dia sempat bilang
“udah nangis belom Nep?”, aku tertawa membahana. Hahaaaa. (Udah ah, cape bahasanya!)

Tapi itu bener-bener kejadian saudara, saat ngeliat jenazah grandma guw udah mengenakan gaun cantik dipetinya. Oh grandma ayo berdansalah bersamaku, okay ngigo. Dickhead. Sumpah waktu itu guw nunduk, diem aja. Berdoa semampu guw. Berusaha untuk tidak sedih karena akan bikin grandma sedih juga disana. Apa mau dikata? Tesss, air mata guw netes gitu aja. Guw mulai ngerasa ada sesuatu yang jalan diidung guw, oh itu ingus.
Ada perseteruan heboh antara Neva baik (Nb) dan Neva jahat (Nj).
Nj : Wooy mana kejantanan lo? Cewe apa cowo sih lo?? Nangis gitu
Nb : Biarin dong, namanya juga sedih. Udah Nev terusin aja, keluarin sampe sedih lo ilang.
Nj : Hah hah hah ga malu ama kelamin lo?
Nb : Hey selon dong! Please deh lo itu sebenernya Neva jahat apa Indra Herlambang !nsert sih? Kompor banget..........................skip
Okay lama-lama jadi ga nyambung gini.

Tapi sumpah men, guw sedih. Yaaaa guw nangis ga nyampe berdurasi 3 menit lah, cukup puas guw nangisin grandma waktu itu. Dan guw harap ga ada yang ngeliat kejadian langka itu, karena cuma bikin perut kram aja. Tuhan yang tau kawan, Tuhan yang tau!!

Disana kita sempet foto berseragam, berikut beberapa jepretan nyokap guw. Terlihat jelas, mata kami yang masih bengep dipaksa senyum lepas. Demsit.

At last, semoga nenek guw tenang berada disisi Tuhan-nya. Semoga nenek guw diampuni segala dosanya, dimudahkan jalannya. Semoga diujung hari nati, kita masih bersatu dalam keluarga. Amin.
RIP
Joseline Theresia Putri
29 Mei 1950 - 06 Mei 2009

Kita semua sayang Grandma ;)

No comments:

Post a Comment

Hey trooper! Do you want to leave your several responses to this post? Present your feeling on here.

PS: Rude words were premitted on here.